Sophie

Sophie

distrib > Mandriva > 9.1 > ppc > media > contrib > by-pkgid > 67a73f0d1c9314800a8e1ca883f39b8e > files > 10

howto-text-id-9.0-1mdk.noarch.rpm

  The Linux Installation HOWTO
  by Eric S. Raymond diterjemahkan oleh Mohammad DAMT
  v4.9, 22 October 1997 terjemahan tgl 22 Nopember 1997

  Dokumen ini menjelaskan bagaimana memperoleh dan menginstall software
  Linux.  Ini adalah dokumen yang sebaiknya dibaca oleh pendatang baru
  di dunia Linux
  ______________________________________________________________________

  Table of Contents


  1. Pendahuluan

     1.1 Tujuan dokumen ini
     1.2 Sumber Informasi lain
     1.3 Versi baru dokumen ini
     1.4 Tanggapan dan Koreksi

  2. Perubahan Terakhir

  3. Sebelum dimulai

     3.1 Persyaratan Hardware
     3.2 Spasi yang dibutuhkan dan Keberadaan dengan Sistem Lain
     3.3 Memilih distribusi Linux

  4. Tinjauan Instalasi

     4.1 Tahapan Instalasi Dasar
     4.2 Komponen Dasar dari Kit Instalasi Linux

  5. Detil Instalasi

     5.1 Persiapan Instalasi
     5.2 Membuat disket boot dan root
     5.3 Mempartisi ulang drive DOS/Windows Anda
     5.4 Membuat partisi Linux
        5.4.1 Dasar-Dasar Partisi
        5.4.2 Merubah ukuran partisi
     5.5 Memboot disk instalasi
     5.6 Menggunakan rootdisk
        5.6.1 Memilih instalasi EGA atau X
        5.6.2 Menggunakan program
        5.6.3 Tahapan setelah pembuatan Partisi
     5.7 Menginstall paket software
     5.8 Setelah instalasi paket software
        5.8.1 LILO, the LInux LOader
        5.8.2 Membuat boot disk (pilihan)
        5.8.3 Konfigurasi sistem yang lainnya

  6. Memboot Sistem Baru

  7. Setelah boot pertama kali

     7.1 Memulai Administrasi Sistem
     7.2 Konfigurasi LILO Sesuai dengan Keinginan

  8. Administrivia

     8.1 Aturan Penggunaan
     8.2 Ucapan Terima Kasih


  ______________________________________________________________________

  1.  Pendahuluan



  1.1.  Tujuan dokumen ini


  Linux adalah implementasi UNIX yang disebarkan bebas untuk komputer
  pribadi (dulu dikembangkan pada mesin 386, dan sekarang telah
  mendukung 486, 586, Pentium, PowerPC, Sun Sparc dan DEC Alpha). Linux
  mendukung banyak software, termasuk X Windows, Emacs, jaringan TCP/IP
  (termasuk SLIP), dan banyak aplikasi lainnya.

  Dokumen ini mengasumsikan bahwa Anda telah mendengar dan tahu tentang
  Linux, dan ingin menginstallnya. Dokumen ini menitik beratkan pada
  Linux untuk versi Intel sebagai mesin yang sering digunakan, tetapi
  sebagian besar isi dokumen ini juga bisa diterapkan pada PowerPC,
  Sparc dan Alpha.


  1.2.  Sumber Informasi lain

  Bila Anda adalah pendatang baru di dunia Linux, ada banyak sumber
  informasi dasar tentang sistem ini. Tempat terbaik untuk menemukan
  sumber-sumber ini adalah di Linux Documentation Project di
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/linux.html>. Di sini Anda dapat menemukan
  dokumen ini dengan versi yang paling baru dengan alamat
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/installation-HOWTO.html>.

  Anda dapat memulai membaca sumber informasi ini dengan mengunjungi
  General Linux Information, yaitu the Linux INFO-SHEET dengan alamat
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/INFO-SHEET.html> dan Linux Meta-FAQ
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/META-FAQ>. Dokumen (sekaligus
  jawabannya) yang umum dikemukakan oleh para pendatang baru di Linux,
  karena itu Anda HARUS WAJIB KUDU membacanya.

  Atau Anda dapat mencari solusi masalah Anda di newsgroup USENET dengan
  alamat comp.os.linux.help dan comp.os.linux.announce.

  The Linux Documentation Project adalah kegiatan menuliskan manual dan
  buku tentang Linux, yang semuanya bebas disebarkan di internet dan
  tersedia dari homepage LDP.

  Buku ``Linux Installation and Getting Started'' adalah buku yang
  isinya lengkap tentang cara memperoleh dan menginstall Linux, dan juga
  berisi bagaimana menggunakan Linux pada saat selesai menginstall
  pertama kali. Buku ini berisi tutorial lengkap dalam menggunakan
  sistem Linux, dan jauh lebih lengkap dari apa yang disajikan di sini.
  Anda dapat membrowsenya, mendownload atau mengcopy dari homepage LDP.


  1.3.  Versi baru dokumen ini

  Versi baru dari The Linux Installation HOWTO akan secara berkala
  dipost ke comp.os.linux.help dan  dan news.answers <news:answers>.
  Dokumen ini juga akan diupload ke berbagai site WWW dan FTP Linux
  termasuk ke homepage LDP.

  Anda juga dapat membaca versi baru dari dokumen ini di World Wide Web
  lewat URL  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/Installation-HOWTO.html>.

  (Catatan Penerjemah: Versi baru dokumen ini dalam Bahasa Indonesia
  bisa didapat di URL  <http://www.linux.or.id>.)



  1.4.  Tanggapan dan Koreksi

  Bila Anda mempunyai pertanyaan atau komentar tentang dokumen ini,
  silakan mengirim mail ke Eric S. Raymond di esr@thyrsus.com. Penulis
  sangat mengharapkan saran dan kritik. Bila Anda menemukan kesalahan
  dalam dokumen ini silahkan menghubungi penulis agar dapat diperbaiki
  pada versi berikutnya. Terima kasih.

  (penterjemah: Untuk tanggapan dan pertanyaan tentang terjemahan
  dokumen ini silahkan mail ke Mohammad DAMT di mdamt@nusanet.com.
  Demikian juga bila ada kesalahan dalam dokumen terjemahan ini,
  silahkan hubungi saya)

  Mohon untuk tidak mengirim mail berisi pertanyaan tentang bagaimana
  mengatasi masalah hardware pada saat instalasi. Silahkan baca ``Linux
  Installation and Getting Started'', hubungi vendor Anda, atau hubungi
  newsgroup Linux comp.os.linux.setup. HOWTO ini dikhususkan untuk
  instalasi yang cepat dan mudah.  -- HOWTO lain sedang disiapkan untuk
  masalah hardware dan diagnosa persiapan instalasi.



  2.  Perubahan Terakhir


  o  Cheklist untuk pre-instalasi telah ditambahkan.

  o  Telah ditambahkan catatan tentang masalah LILO dan BIOS pada bagian
     pembuatan partisi.

  o  Telah ditambahkan berbagai referensi silang ke HOWTOs dan Mini-
     HOWTOs lainnya.


  3.  Sebelum dimulai

  Sebelum Anda memulai instalasi Linux, Anda harus yakin terlebih dahulu
  apakah mesin Anda mampu menjalankan Linux atau tidak.


  3.1.  Persyaratan Hardware

  Hardware yang dibutuhkan oleh Linux dapat berubah secara berkala.
  HOWTO The Linux Hardware-HOWTO,
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/Hardware-HOWTO.html>, memberikan
  daftar lengkap dari hardware yang didukung oleh Linux. Linux INFO-
  SHEET, <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO-INFO-SHEET.html>, memberikan
  daftar yang lain.

  Untuk versi Intel, konfigurasi hardware yang didukung kira-kira
  sebagai berikut:

  Mesin ISA,EISA, VESA Local Bus atau PCI 80386, 80486, Pentium atau
  P-6.  Arsitektur MCA (pada PS/2) didukung pada versi baru Linux (mulai
  2.1.x), tetapi belum cukup bagus. Semua CPU mulai dari 386SX hingga ke
  P-6 akan bekerja dengan baik. Mikroprosesor tidak diperlukan walaupun
  lebih baik kalau ada.

  Dibutuhkan setidaknya 4 megabyte memori. Secara teknis, Linux akan
  berjalan dengan normal pada memori sebanyak 2 MB saja, tapi biasanya
  instalasi dan software yang ada membutuhkan paling sedikit 4 MB.
  Semakin banyak memori yang tersedia semakin bagus. Disarankan untuk
  menggunakan 8 atau 16 MB bila ingin memasang X-Windows.

  Juga Anda perlu menyediakan hard disk dan kontroler AT-standard. Semua
  tipe MFM, RLL, dan IDE beserta kontrolernya dapat digunakan. Biasanya
  tipe SCSI juga didukung; baca Linux SCSI-HOWTO yang berisi informasi
  tentang SCSI. Bila Anda merakit sendiri sistem Anda, kalau bisa
  gunakan SCSI karena kinerja dan kehandalannya.

  Floppy disk 3.5" juga dibutuhkan.  Walaupun disket 5.25" juga bisa
  dipakai, tetapi jenis ini jarang dipakai dan jangan harap beberapa
  format image bisa muat di floppy jenis ini.  (Linux 'versi hemat'
  sebenarnya bisa jalan pada satu buah floppy saja, tapi biasanya
  digunakan pada instalasi dan troubleshooting saja)

  Juga dibutuhkan sebuah video card MDA, Hercules, CGA, EGA, VGA atau
  Super VGA serta monitornya. Biasanya, bila video card dan monitor Anda
  bisa dipakai di MS-DOS, maka bisa juga dipakai di Linux. Tetapi bila
  Anda ingin menjalankan X Windows, ada beberapa batasan dalam dukungan
  hardware video. The Linux XFree86-HOWTO yang ada di
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/XFree86-HOWTO.html> berisi
  penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana menjalankan X dan apa saja
  yang diperlukan untuk keperluan itu.

  Anda juga butuh sebuah CD-ROM drive. Jika tipenya ATAPI, SCASI, atau
  IDE seharusnya tidak ada masalah (namun hati-hati bila Anda membeli
  drive yang bertuliskan "IDE", padahal sebenarnya tidak murni IDE).
  Jika CD-ROM anda menggunakan sebuah card lagi, maka ada kemungkinan
  bahwa kernel yang Anda pakai untuk boot dari floppy tidak akan
  mengenali drive itu. Juga CD-ROM yang dipasang pada port pararel tidak
  akan bisa dipakai.  Bila Anda ragu-ragu tentang CD-ROM yang Anda
  miliki, silahkan baca The Linux CD-ROM HOWTO di
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/CD-ROM-HOWTO.html> untuk melihat
  daftar dan detil hardware yang bisa dipakai.

  Selain itu, card-card yang bertipe "Plug'n'Play" juga bisa jadi
  masalah.  Dukungan terhadap hardware jenis ini sedang dikembangkan,
  tapi belum ada pada kernel 2.0.25. Untungnya, masalah pada card jenis
  ini biasanya hanya dijumpai pada sound card atau Ethernet card.

  Bila Anda menjalankan Linux ini pada box (komputer) yang menggunakan
  prosesor Motorola 68K (misalnya Amiga, Atari, atau VMEbus), silahkan
  baca FAQ Linux/m68k di
  <http://www.clark.net/pub/lawrencc/linux/faq/faq.html> untuk informasi
  tentang konfigurasi minimum yang harud dipenuhi pada tipe mesin ini.
  Dari FAQ ini diperoleh informasi bahwa sekarang Linux sudah stabil dan
  bisa digunakan selayak pada versi Intel.


  3.2.  Spasi yang dibutuhkan dan Keberadaan dengan Sistem Lain

  Jumlah spasi pada hard disk yang diperlukan bergantung dari berapa
  banyak software yang ingin Anda install. Biasanya instalasi
  membutuhkan sekitar 200MB sampai 500MB. Ini termasuk spasi untuk
  software, swap (digunakan sebagai virtual RAM pada mesin Anda), dan
  sisanya untuk user, dan sebagainya.

  Minimal, Linux dapat dijalankan pada ruangan sebesar 80 MB atau kurang
  (hal ini digunakan pada distribusi Linux yang berukuran kecil), dan
  juga dapat digunakan lebih dari 500mB atau lebih untuk seluruh
  software Linux Anda. Jumlah ini bervariasi yang bergantung pada
  seberapa besar software yang Anda install dan berapa banyak spasi yang
  Anda butuhkan. Hal ini akan dibahas lebih lanjut nanti.

  Linux bisa diinstall pada sistem yang sama dengan sistem operasi lain,
  seperti MS-DOS, Microsoft Windows, atau OS/2. (Bahkan Anda dapat
  mengakses file-file MS-DOS Anda dan menjalankan beberapa aplikasi
  tersebut dari Linux.) Dengan kata lain, bila Linux diinstall pada
  suatu partisi, MS-DOS atau OS/2 juga ada pada partisi lain, maka Linux
  akan berdiri sendiri. Kita akan segera membahas sistem yang disebut
  "dual-boot" nanti.  Linux will co-exist with other operating systems,
  such as MS-DOS,

  Ada TIDAK perlu menjalankan MS-DOS, OS/2, atau sistem operasi lain
  untuk menggunakan Linux. Linux secara total adalah sistem operasi yang
  berbeda, mandiri dan tidak bergantung dengan sistem operasi lain untuk
  instalasi dan penggunaannya.

  Secara keseluruhan, setup minimal untuk Linux tidak lebih banyak dari
  apa yang diminta setup MS-DOS atau Windows 3.1 (dan bahkan lebih
  sedikit dari Windows 95!). Bila Anda memiliki sebuah 386 atau 486
  dengan paling tidak 4 MB RAM, maka Anda akan dengan berbahagia  dalam
  menjalankan Linux. Linux tidak membutuhkan banyak ruang pada disk,
  memori, atau kecepatan prosesor. Matt Welsh, penulis pertama HOWTO
  ini, dulu menggunakan Linux pada 386/16 MHz (itu adalah mesin yang
  paling lambat yang dapat Anda miliki) dengan memori sebesar 4 MB dan
  beliau merasa senang. Lebih banyak yang Anda ingin kerjakan dengan
  Linux, maka lebih banyak memori (dan lebih cepat prosesor) yang Anda
  juga butuhkan. Menurut pengalaman penulis dengan 486 dan RAM 16 MB
  mengalahkan kinerja beberapa tipe workstation yang mahal harganya.


  3.3.  Memilih distribusi Linux

  Sebelum menginstall Linux, Anda harus memutuskan ``distribusi'' mana
  yang akan dipilih. Tidak ada satu pun rilis Linux yang standar --
  karena ada banyak rilis Linux yang tersedia. Setiap rilis mempunyai
  dokumentasi dan instruksi instalasi sendiri-sendiri.

  Distribusi Linux dapat diperoleh baik lewat FTP anonim atau melalui
  pemesanan lewat surat berupa disket, tape, dan CD-ROM. Linux
  Distribution HOWTO,  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/Distribution-
  HOWTO.html>, berisi keterangan tentang distribusi Linux yang ada dan
  tersedia lewat FTP dan pemesanan lewat surat.

  Dulu sewaktu HOWTO ini pertama kali dituliskan (1992-1993), hampir
  tiap orang memperoleh Linux dengan cara mendownload dari Internet atau
  BBS ke mesin DOS, kemudian mentransfer file hasil download ke banyak
  disket.  Kemudian salah satu disket ini digunakan untuk boot disk dan
  menginstall disk yang lainnya. Akhirnya dengan keberuntungan di tangan
  (tidak ada disk yang rusak misalnya) instalasi dapat dikerjakan dengan
  tuntas setelah berjam-jam lamanya. Kadang-kadang berlaku sebaliknya.

  Karena path ini masih ada (dan Anda juga dapat mendownloadnya dari
  berbagai distribusi dari
  <http://sunsite.unc.edu/pub/Linux/distributions/INDEX.html>), kini
  masih ada jalan lain yang lebih mudah. Cara termudah adalah dengan
  membeli salah satu distribusi komersil Linux yang dijual dalam bentuk
  CD-ROM, seperti Red Hat, Craftworks, Linux Pro, atau WGS. Distribusi
  ini biasanya dapat dibeli dengan harga kurang dari 50$ di toko-toko
  buku atau komputer, dan akan menghemat waktu Anda.

  (penerjemah: Untuk di Indonesia, Anda dapat memesannya ke Linux
  Indonesia  <http://www.linux.or.id>)

  Anda juga dapat membeli CD-ROM paket seperti InfoMagic Linux
  Developer's Resource set. Distribusi semacam ini biasanya memuat
  beberapa distribusi Linux dan berbagai koleksi archive dari berbagai
  site, seperti sunsite atau tsx-11.

  Pada akhir HOWTO ini, kita akan memfokuskan pembicaraan tentang
  bagaimana menginstall dari CD-ROM paket, atau dari distribusi Linux
  komersil lainnya yang tidak menyertakan manual instalasi dalam bentuk
  cetakan. Jika pada Linux Anda juga menyertakan instalasi manualnya,
  maka HOWTO ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan tambahan, dan Anda
  sebaiknya membaca manual tersebut sebagai bahan bacaan utama.

  4.  Tinjauan Instalasi



  4.1.  Tahapan Instalasi Dasar

  Gambaran singkat instalasi Linux mudah sekali, yaitu:


  1. Catat konfigurasi hardware Anda.

  2. Buat disket instalasi.

  3. Jika Anda ingin menggunakan sistem "dual-boot" (yaitu dapat
     menjalankan DOS atau Windows dengan Linux), maka aturlah partisi
     Anda untuk menyediakan tempat bagi Linux.

  4. Boot disket mini-Linux untuk instalasi agar bisa memperoleh akses
     dari CD-ROM.

  5. Siapkan filesystem Linux. (Jika Anda tidak mengedit partisi pada
     langkah selanjutnya, maka Anda harus melakukannya pada tahap ini.

  6. Install komponen dasar Linux dari CD-ROM.

  7. Boot Linux dari hard disk.

  8. (Pilihan) Install lagi paket-paket Linux lain dari CD-ROM.


  4.2.  Komponen Dasar dari Kit Instalasi Linux

  Berikut adalah komponen dasar yang tersedia:


  1. File-file README dan FAQ. File ini biasanya ada di top-level
     direktori pada CD-ROM dan dapat dibaca setelah hard disk dimount
     pada Linux. (Bergantung dari format CD-ROM, biasanya file ini juga
     dapat dibaca dari DOS/Windows.) Sebaiknya Anda membaca file ini
     sesegera mungkin, agar dapat mengetahui update atau perubahan apa
     saja yang telah dilakukan.

  2. Sejumlah bootdisk (biasanya pada subdirektori). Salah satu dari
     disk ini adalah file yang akan Anda tuliskan pada disket untuk
     membuat boot disk, yang bergantung dari konfigurasi mesin Anda.

     Driver hardware yang terpasang kadang saling konflik, oleh karena
     itu, daripada mencari letak kesalahan pada driver, lebih baik untuk
     menggunakan boot disk hanya dengan driver-driver yang perlu saja.
     (Hal ini juga membuat ukuran kernel lebih kecil.)

  o  Sebuah (atau mungkin juga dua) disket root. Ini adalah file yang
     akan dituliskan pada disket untuk membuat disket instalasi.  Kini,
     root disk dipilih sesuai hardware yang ada dan mengasumsikan bahwa
     tipe layar Anda adalah EGA berwarna atau layar yang lebih baik.

  o  Sebuah disket rescue. Disket ini berisi kernel dasar dan peralatan
     untuk memulihkan sistem dari kerusakan bila ada kesalahan pada
     suatu tahap instalasi pada kernel, atau bila terjadi hang pada saat
     boot dari hard disk.

  o  RAWRITE.EXE. Ini adalah program yang jalan di MS-DOS yang akan
     menuliskan isi dari suatu file (misalnya boot disk atau root disk)
     langsung ke disket, tanpa melihat format disk itu terlebih dahulu.


  Anda hanya butuh RAWRITE.EXE jika Anda merencanakan untuk membuat
  disket boot dan root dari sistem MS-DOS. Jika Anda menginstallnya dari
  workstation UNIX dengan disket, Anda dapat membuat disket instalasi
  langsung dari UNIX dengan menggunakan perintah `dd' atau perintah lain
  yang disediakan oleh vendor. Silahkan baca man page untuk dd(1) dan
  tanyakan kepada master UNIX di tempat Anda.


  o  CD-ROM. Tujuan dari pembuatan boot disk adalah untuk mempersiapkan
     mesin Anda untuk meload disket root atau instalasi, yang merupakan
     suatu alat untuk menyiapkan hard disk dan menkopi sebagian dari CD-
     ROM ke hard-disk.


  5.  Detil Instalasi

  5.1.  Persiapan Instalasi

  Linux membuat PC Anda lebih efektif dibandingkan apa yang dilakukan
  oleh MS-DOS, Windows atau NT, dan lebih fleksibel bila terjadi
  kesalahan konfigurasi hardware. Ada beberapa tahap yang bisa Anda
  kerjakan untuk menghindari kesalahan.

  Pertama, kumpulkan semua manual yang Anda miliki pada hardware --
  motherboard, video card, monitor, modem, dan lain-lain. -- dan
  simpanlah di tempat yang mudah Anda cari.

  Kedua, kumpulkan semua informasi detil tentang konfigurasi mesin Anda.
  Caranya, bila Anda menggunakan MS-DOS 5.0 atau yang lebih baru,
  cetaklah laporan dari utility Microsoft diagnostic MSD.EXE (Anda boleh
  menghiraukan informasi tentang TSR, driver, memory-map, environtment-
  strings dan informasi-informasi yang berkenaan dengan sistem operasi).
  Dengan mencatat konfigurasi mesin ini, maka dijamin Anda akan secara
  tepat dan benar mengisikan informasi hardware yang Anda miliki kelak
  pada saat menginstall X Windows.

  Ketiga, periksa mesin Anda dari segala masalah konfigurasi yang
  mungkin timbul dari hardware yang bisa saja mengakibatkan lockup pada
  saat instalasi Linux.


  o  DOS/Windows dapat menggunakan hard disk IDE dan CD-ROM dengan
     konfigurasi yang asal-asalan (salah konfigurasi jumper master/slave
     misalnya). Linux TIDAK !!!. Jika ragu, periksa lagi jumper hard
     disk dan CD-ROM Anda !!!

  o  Periksa apakah hardware Anda dirancang dengan konfigurasi
     menggunakan jumper atau ROM? Jika benar, maka mungkin perlu
     inisialisasi pada saat boot melalui utiliti di MS-DOS, dan mungkin
     juga sulit diakses dari Linux. CD-ROM, sound card, Ethernet card
     dan beberapa tipe tape drive yang Anda miliki mungkin akan menemui
     masalah seperti ini. Jika ya, maka Anda mungkin dapat mengatasinya
     dengan cara memberikan parameter tambahan pada prompt boot;
     silahkan baca the Linux Boot Prompt HOWTO,
     <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/BootPrompt-HOWTO.html> untuk
     lebih jelasnya.

  o  Beberapa sistem operasi mengizinkan bus mouse untuk melakukan share
     pada IRQ dengan device lain. Linux tidak mendukung ini; bila Anda
     nekat melakukannya, maka mesin Anda akan beku. Jika Anda
     menggunakan bus mouse silahkan baca the Linux Bus Mouse HOWTO,
     <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/Busmouse-HOWTO.html>.

  Sedapat mungkin, carilah nomor telepon seseorang yang jago Linux yang
  dapat Anda hubungi dalam keadaan darurat. Kira-kira 90% peluang Anda
  tidak membutuhkannya, tapi kalau punya, apa salahnya?
  Lama waktu instalasi. Kira-kira akan makan waktu sekitar satu jam
  untuk mempersiapkan Linux pada mesin yang baru diinstall. Atau akan
  makan waktu sampai sekitar tiga jam untuk menginstallnya pada sistem
  dual-boot (nantinya akan banyak terjadi kesalahan yang tak disengaja
  pada saat start, juga akan banyak terjadi hang pada mesin Anda bila
  kesalahan ini terjadi).


  5.2.  Membuat disket boot dan root

  CD-ROM Linux yang Anda miliki mungkin menyertakan software untuk
  menginstall yang menjelaskan tahapan membuat disket boot, root, dan
  rescue dengan secara interaktif. Software ini biasanya jalan di MS-DOS
  atau berupa skrip UNIX, atau dua-duanya.

  Bila Anda mempunyai program semacam ini dan bisa menggunakannya, Anda
  dapat membaca bagian ini sebagai tambahan informasi saja.  Jalankan
  program tersebut untuk melakukan instalasi sebenarnya -- Pembuat
  software tersebut tentu lebih tahu tentang distribusi yang menyertakan
  program itu dari pada penulis, dan dengan menjalankannya Anda akan
  banyak terhindar dari kesalahan-kesalahan.

  Informasi lebih detil pada membuat disket boot dan root, silahkan baca
  the Linux Bootdisk HOWTO di
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/Bootdisk-HOWTO.html>.

  Pertama-tama, Anda harus memilih boot-disk yang sesuai dengan hardware
  Anda. Anda harus memilihnya tanpa bantuan program, dan dapat Anda cari
  dengan cara (a) image boot disk di CD-ROM diberi nama sedemikian
  sehingga Anda dapat memilihnya dengan tepat atau (b) Ada file berisi
  indeks yang menjelaskan tiap-tiap image.

  Selanjutnya Anda harus membuat disket dari image bootdisk yang telah
  Anda pilih, juga disket dari image root dan rescue. Pada tahap ini
  program MS-DOS yang bernama RAWRITE.EXE mulai dipakai.

  Lalu Anda harus mempersiapkan dua atau tiga high-density disket MS-DOS
  yang telah diformats. (Tipe disketnya harus sesuai, artinya, jika Anda
  memboot disket dengan drive 3.5", maka kedua disket lainnya harus juga
  berupa disket 3.5" high-density).  Kemudian Anda gunakan RAWRITE.EXE
  untuk menuliskan image boot dan rootdisk ke disket.

  Panggil RAWRITE.EXE tanpa parameter seperti ini:


       C:\> RAWRITE


  Jawab pertanyaan tentang nama file yang akan dituliskan dan disket
  yang dituju (seperti A:). RAWRITE kemudian akan menyalin file itu,
  blok-per-blok, langsung ke disket. Juga gunakan RAWRITE untuk image
  root disk (misalnya COLOR144). Setelah selesai, maka Anda akan
  mempunyai dua disket: satu berisi boot disk, dan yang satunya lagi
  berisi root disk. Perhatikan bahwa kedua disket ini tidak dapat lagi
  dibaca dari MS-DOS (kedua disket tersebut sekarang memiliki ``format
  Linux'').

  Selain itu, Anda juga dapat menggunakan perintah dd(1) bila Anda ingin
  membuat boot disk dan root disk dari sistem UNIX. (Tentu saja untuk
  melakukan ini Anda harus berada pada workstation UNIX dengan sebuah
  floppy drive.) Misalnya, pada workstation Sun, dengan floppy drive di
  device /dev/rfd0, Anda dapat menggunakan perintah berikut:




  $ dd if=bare of=/dev/rfd0 obs=18k




  Anda harus menyertakan ukuran blok output pada parameter (yaitu
  parameter `obs') pada beberapa tipe workstation (misalnya Sun) atau
  proses ini akan gagal. Jika Anda menemui kesulitan semacam ini,
  silahkan baca man page untuk dd(1).

  Perhatikan bahwa Anda sebaiknya menggunakan disket baru dan bebas
  error. Disket tersebut tidak boleh memiliki bad blok.

  Juga perhatikan lagi, bahwa Anda tidak harus mengunakan Linux atau MS-
  DOS untuk menginstall Linux. Tetapi, dengan menggunakan Linux atau MS-
  DOS akan lebih memudahkan untuk membuat disket boot dan root dari CD-
  ROM. Jika Anda belum memiliki sistem operasi pada mesin Anda, Anda
  dapat meminjam sistem Linux atau MS-DOS teman Anda untuk membuat
  disket tersebut.


  5.3.  Mempartisi ulang drive DOS/Windows Anda

  Biasanya pada beberapa sistem operasi, partisi hard disk sudah
  disiapkan untuk dapat digunakan pada MS-DOS, OS/2, dan sebagainya.
  Sekarang Anda harus merubah ukuran partisi agar bisa digunakan untuk
  sistem Linux Anda. Jika Anda hendak menggunakan sistem dual-boot, maka
  hendaknya membaca terlebih dahulu mini-HOWTO berikut yang menjelaskan
  tentang berbagai konfigurasi sistem dual-boot.


  o  The Linux+DOS+Win95 mini-HOWTO,
     <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Linux+DOS+Win95>.

  o  The Linux+OS2+DOS mini-HOWTO,
     <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Linux+OS2+DOS>.

  o  The DOS-Win95-OS2-Linux mini-HOWTO,
     <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Linux+DOS+Win95+OS2>.

  o  The Linux+Win95 mini-HOWTO,
     <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Linux+Win95>

  o  The Linux+WinNT-Loader mini-HOWTO,
     <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Linux+WinNT-Loader>

  Walaupun apabila dokumentasi di atas tidak begitu cocok dengan sistem
  Anda, dokumentasi di atas membantu Anda dalam memahami permasalahan
  sekitar sistem dual-boot.

  PERHATIAN: Ada distribusi Linux yang dapat menginstall ke direktori
  dalam partisi MS-DOS. (Hal ini berbeda pengertiannya dengan
  menginstall DARI suatu partisi MS-DOS.) Tetapi, lebih baik untuk
  menggunakan ``filesystem UMSDOS'', yang mengizinkan Anda untuk
  menganggap sebuah direktori dari partisi MS-DOS Anda sebagai
  filesystem Linux. Dengan cara ini, Anda tidak perlu merubah partisi
  drive Anda.

  Penulis hanya menyarankan Anda untuk menggunakan metode ini bila drive
  Anda telah mempunyai empat partisi dan bila harus merubah partisi maka
  akan menambah masalah saja dan tidak sebanding dengan manfaat yang
  diberikan (UMSDOS akan memperlambat Linux karena harus melakukan
  beberapa penterjemahan nama file). Atau, bila Anda hendak mencoba
  Linux sebelum melakukan partisi ulang, maka menggunakan UMSDOS adalah
  hal yang sangat tepat. Tetapi biasanya Anda seharusnya melakukan
  partisi ulang seperti yang dijelaskan di sini. Bila Anda hendak
  menggunakan UMSDOS, maka Anda harus menginstallnya tanpa bantuan HOWTO
  ini, karena tidak akan dijelaskan secara rinci di sini. Dari sekarang,
  kami asumsikan bahwa Anda TIDAK menggunakan UMSDOS, dan Anda akan
  melakukan partisi ulang.


  Sebuah partition  adalah bagian dari hard drive yang digunakan oleh
  beberapa sistem operasi tertentu. Jika Anda hanya memiliki MS-DOS yang
  sudah terpasang, maka mungkin hard drive Anda hanya memiliki satu
  partisi saja, yang semuanya digunakan untuk MS-DOS.  Untuk menggunakan
  Linux, maka Anda harus melakukan partisi ulang pada drive, sehingga
  Anda nantinya akan memiliki satu partisi untuk MS-DOS dan yang lainnya
  untuk Linux.

  Partisi ada tiga jenis: primary, extended, dan logical.  Singkatnya,
  partisi primary adalah salah satu dari keempat partisi yang mungkin
  dibuat dalam hard disk Anda. Tetapi, bila Anda ingin membuat lebih
  dari empat pertisi dalam satu drive, maka Anda harus membuat sebuah
  partisi extended, yang dapat memuat berbagai partisi logical. Anda
  tidak menyimpan data secara langsung pada partisi extended, partisi
  jenis ini digunakan sebagai penampung partisi logical saja. Data
  disimpan kalau tidak di primary, yah di partisi logical.

  Biasanya, orang menggunakan partisi primary saja. Tetapi, jika Anda
  membutuhkan lebih dari empat partisi dalam sebuah drive, maka Anda
  harus membuat partisi extended. Partisi logical kemudian dibuat di
  atas partisi extended, dan selesai lah semuanya-- lebih dari empat
  partisi per drive.

  Perhatikan bahwa Anda dapat dengan mudah menginstall Linux pada drive
  kedua pada sistem Anda (dikenali sebagai D: pada MS-DOS).  Anda dengan
  mudah menentukan nama device yang tepat pada saat membuat partisi
  Linux. Hal ini akan dijelaskan secara rinci di bawah.

  Kembali ke masalah partisi ulang hard drive Anda: masalah dalam
  merubah partisi adalah bahwa tidak ada cara (yang mudah) untuk merubah
  partisi tanpa menghapus data pada partisi yang dirubah ukurannya.
  Karena itu, Anda sebaiknya melakukan backup total dari sistem Anda
  sebelum melakukan partisi ulang. Untuk merubah ukuran partisi, hapus
  saja partisi tersebut, dan buat lagi dengan ukuran yang lebih kecil.

  PERHATIAN: Ada program di MS-DOS yang digunakan untuk melakukan
  partisi ulang tanpa harus menghapus data, namanya FIPS.  Silahkan
  lihat di  <http://sunsite.unc.edu/pub/Linux/system/Install>. Dengan
  program FIPS, disk optimizer (misalnya Norton Speed Disk), dan sedikit
  keberuntungan, Anda dapat melakukan partisi ulang pada MS-DOS tanpa
  menghapus data di dalamnya. Tapi sebaiknya Anda tetap melakukan
  backup, walaupun menggunakan FIPS.

  Namun, bila Anda tidak menggunakan FIPS untuk melakukan partisi ulang,
  ada cara lama yang dapat dipakai, yaitu dengan menggunakan program
  FDISK. Misalnya, Anda mempunyai hard disk 80 MB, yang digunakan
  sepenuhnya untuk MS-DOS. Anda ingin membagi dua hard disk itu, yaitu
  40 MB untuk MS-DOS dan 40 mega lagi untuk Linux. Untuk melakukan hal
  ini, jalankan FDISK dari MS-DOS, hapus partisi MS-DOS yang berukuran
  80 MB tersebut, dan buat lagi partisi MS-DOS berukuran 40 MB. Kemudian
  formatlah partisi baru tersebut dan install lagi backup yang telah
  Anda lakukan. Sisa 40 MB pada hard disk biarkan dalam keadaan kosong.
  Nanti, buatlah partisi Linux pada bagian kosong hard disk itu yang 40
  MB tadi.

  Singkat kata, lakukan hal berikut untuk melakukan partisi ulang dengan
  FDISK pada MS-DOS.

  1. Buat backup total sistem Anda.

  2. Buatlah disk boot MS-DOS, yang dapat dilakukan dengan perintah:

       FORMAT /S A:


  3. Kopi file FDISK.EXE dan FORMAT.COM ke disket ini, beserta utiliti
     yang Anda perlukan. (Misalnya untuk merecover backup.)

  4. Boot disket tersebut.

  5. Jalankan FDISK, dengan menyertakan drivenya bila perlu (misalnya C:
     atau D:).

  6. Gunakan menu pada FDISK untuk menghapus partisi yang ingin Anda
     rubah ukurannya. Hal ini akan menghapus semua data pada partisi
     tersebut.

  7. Gunakan menu pada FDISK untuk membuat kembali partisi yang
     diinginkan dengan ukuran yang lebih kecil.

  8. Keluar dari FDISK dan format ulang partisi yang baru Anda buat
     dengan perintah FORMAT.

  9. Recover sistem Anda dari backup.

  Perhatikan bahwa program FDISK akan memberikan pilihan apakah akan
  membuat ``logical DOS drive'' atau tidak. Logical DOS drive adalah
  partisi logical pada hard disk Anda. Anda dapat menginstall Linux pada
  partisi tersebut, tetapi jangan buat partisi tersebut dengan FDISK
  pada MS-DOS. Jadi, bila Anda sekarang menggunakan logical DOS drive,
  dan ingin menginstall Linux di situ, Anda harus menghapus dulu logical
  drive itu dengan FDISK pada MS-DOS, dan (kemudian) buat lagi partisi
  logical pada Linux di situ.

  Mekanisme yang digunakan untuk melakukan partisi ulang pada OS/2 dan
  sistem operasi lain mirip caranya. Untuk lebih jelasnya, silahkan
  lihat dokumentasi pada sistem operasi yang Anda gunakan.


  5.4.  Membuat partisi Linux

  Setelah partisi ulang drive Anda, buatlah partisi untuk Linux.
  Sebelum dijelaskan bagaimana caranya, sekarang kita bahas dulu tentang
  partisi dan filesystem pada Linux.


  5.4.1.  Dasar-Dasar Partisi

  Linux memerlukan paling tidak satu partisi, yang digunakan untuk root
  filesystem, yang akan menampung kernel Linux dan software lainnya.

  Anda dapat membayangkan filesystem sebagai sebuah partisi yang
  diformat untuk Linux. Filesystem digunakan untuk menampung file.  Tiap
  sistem harus mempunyai file system root. Tapi kadangkala banyak user
  yang senang menggunakan banyak filesystem. Misalnya, Anda mungkin
  ingin membuat file sistem terpisah untuk menampung semua file di
  direktori /usr. (Perhatikan bahwa pada sistem UNIX, slash digunakan
  sebagai tanda direktori, bukannya backslash yang digunakan pada MS-
  DOS.) Dalam hal ini, Anda dapat mempunyai root filesystem, dan sebuah
  /usr file system.

  Tiap-tiap filesystem membutuhkan partisi sendiri. Jadi, bila Anda
  menggunakan root dan /usr, maka Anda harus membuat dua buah partisi
  Linux.


  Selain itu, biasanya perlu dibuat sebuah partisi swap, yang biasanya
  digunakan sebagai RAM virtual. Bila Anda punya memory 4 MB pada mesin
  Anda, dan partisi swap berukuran 10 MB, maka Linux menganggap Anda
  mempunyai memori virtual 14 MB.

  Pada saat menggunakan spasi di swap, Linux memindahkan page yang tidak
  digunakan pada memori ke disk, yang menyebabkan user dapat menjalankan
  lebih banyak aplikasi secara bersamaan pada sistem.  Tetapi, kadang
  kala proses swap berlangsung lambat, dan karena itu tidak dapat
  menggantikan sepenuhnya peranan RAM asli. Tetapi beberapa aplikasi
  membutuhkan banyak sekali memori (misalnya sistem X Window) yang
  bergantung pada swap bila Anda tidak punya cukup memori.

  Hampir semua orang yang menggunakan Linux membuat partisi swap.  Bila
  Anda hanya mempunyai RAM 4 MB atau kurang, maka partisi swap wajib
  Anda install. Sangatlah dianjurkan untuk mempunyai partisi swap,
  kecuali Anda punya RAM yang sangaaaaat banyak.

  Ukuran partisi swap bergantung dari berapa banyak virtual memory yang
  Anda butuhkan. Kadangkala dipakai anggapan bahwa paling tidak Anda
  harus memiliki virtual memory sebanyak 16 MB. Karena itu, bila Anda
  punya RAM 8 MB, maka Anda harus membuat lagi partisi swap sebanyak 8
  MB. Perhatikan bahwa ukuran partisi swap tidak boleh lebih dari 128
  MB. Karena itu, bila Anda membutuhkan swap lebih dari 128 MB, maka
  Anda harus membuat lagi partisi swap.  Jumlah partisi swap yang
  diizinkan adalah 16 buah partisi.

  Anda dapat mencari informasi yang lebih banyak tentang swap dan
  partisi disk pada the Linux Partition mini-HOWTO (
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Partition>).

  Perhatian: Partisi swap dapat digunakan (walaupun rumit) untuk Linux
  dan Windows 95 pada sistem dual-boot. Untuk lebih jelasnya, sudilah
  kiranya untuk membaca the Linux Swap Space Mini-HOWTO,
  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Swap-Space>.

  Tips #1: Bila Anda memiliki drive EIDE dengan partisi lebih dari
  504MB, maka BIOS Anda mungkin tidak dapat melakukan boot bila Linux
  diinstall di situ. Jadi buatlah partisi root Anda berukuran lebih
  kecil dari 504MB. Hal ini seharusnya tidak menjadi masalah pada
  kontroler drive SCSI, karena biasanya pada drive SCSI diberikan driver
  untuk BIOS. Untuk detil teknisnya, silahkan baca the Large Disk Mini-
  HOWTO,  <http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Large-Disk>.

  Tips #2: Anda mencampurkan drive IDE dan SCSI? Kalau ya maka Anda
  harus berhati-hati. BIOS Anda mungkin tidak dapat melakukan boot
  langsung dari drive SCSI.


  5.4.2.  Merubah ukuran partisi

  Selain partisi root dan swap, mungkin Anda ingin untuk menginstall
  lebih dari satu partisi untuk menyimpan software dan home direktori.

  Walaupun secara teori Anda dapat menjalankan apa saja dari sebuah
  partisi root saja, tetapi banyak orang tidak melakukan hal ini.  Ada
  beberapa keuntungan dari membuat banyak partisi :


  o  Kadang kala mempersingkat waktu pemeriksaan file system pada saat
     boot.

  o  File tidak dapat membesar ukurannya lebih dari batas partisinya.
     Karena itu, dengan menggunakan partisi sebagai batas bagi beberapa
     program (misalnya Usenet news) yang banyak makan spasi hard disk,
     yang mencegah program itu membuat file raksasa pada partisi root
     yang dibutuhkan juga oleh kernel dan aplikasi yang lain.

  o  Bila Anda pernah membuat kesalahan pada disk Anda, adalah lebih
     baik untuk memformat partisi tempat Anda membuat kesalahan dari
     pada harus memformat seluruh sistem dan melakukan instal ulang.

     Dengan hard disk yang berukuran besar yang biasa didapat saat ini,
     setuplah root dengan ukuran kurang dari 80MB, kemudian install
     partisi /usr (lebih dari 300MB) untuk menginstall software, dan
     partisi /home sebesar sisa hard disk Anda.

  Anda bisa improvisasi di sini. Bila Anda ingin menjalankan Usenet news
  misalnya, tentu Anda ingin memberikan Usenet sebuah partisi sendiri
  untuk mengontrol pemakaian disk maksimum. Atau buatlah partisi /var
  untuk mail, news, dan file-file sementara.  Tapi dengan hard disk
  besar yang umum dipakai sekarang ini, pembuatan partisi seperti tidak
  begitu perlu bila Anda baru menginstall Linux. Untuk sekarang, bila
  Anda baru di dunia Linux, install yang mudah-mudah saja dulu.


  5.5.  Memboot disk instalasi

  Tahap pertama adalah memboot disk yang telah Anda buat. Biasanya, Anda
  dapat dengan mudah memboot; prompt kernel boot akan diisi sendiri
  setelah 10 detik. Tetapi dengan memberikan parameter tambahan setelah
  nama kernel, Anda dapat memberikan secara detil berbagai parameter
  hardware, seperti IRQ dan alamat kontroler SCSCI, atau ukuran drive,
  sebelum memboot kernel Linux. Hal ini perlu dilakukan bila misalnya
  Linux tidak dapat mendeteksi kontroler SCSI atau mendeteksi ukuran
  drive.

  Biasanya, kontroler SCSI tanpa BIOS harus diberikan spesifikasinya
  yaitu alamat port dan IRQ pada saat boot. Juga misalnya, pada mesin
  IBM PS/1, ThinkPad, dan ValuePoint tidak menyimpan ukuran drivenya di
  CMOS, sehingga Anda harus memberikannya pada saat boot.  (Anda dapat
  mengkonfigurasikan sistem Anda belakangan)

  Perhatikan pesan-pesan pada saat boot. Anda dapat melihat daftar dan
  keterangan mengenai hardware yang dideteksi oleh Linux. Biasanya, jika
  Anda memiliki sebuah kontroler SCSI, maka Anda seharusnya dapat
  melihat daftar host SCSI yang terdeteksi. Bila Anda melihat pesan



       SCSI: 0 hosts




  maka kontroler SCSI Anda tidak terdeteksi, dan Anda harus mencari tahu
  bagaimana agar kernel dapat mendeteksinya.

  Sistem juga akan menampilkan informasi tentang partisi dan device yang
  terdeteksi. Bila ada informasi yang salah atau tidak ditampilkan di
  sini, maka Anda harus melakukan deteksi hardware.

  Bila tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka hardware Anda
  semuanya telah terdeteksi dengan baik, dan Anda dapat melewatkan
  pembahasan berikut ini, ``Meload root disk''.

  Untuk melakukan deteksi hardware, Anda harus memberikan parameter yang
  tepat pada saat boot, dengan menggunakan syntax berikut:




  linux <parameters...>




  Ada banyak parameter yang tersedia; kami mendaftarkan beberapa
  parameter yang biasa dipakai di bawah ini. Boot disk Linux sekarang
  akan memberikan beberapa pilihan untuk melihat layar help yang
  menjelaskan parameter kernel sebelum boot.


  o  hd=cylinders,heads,sectors menjelaskan ukuran drive. Hal ini
     dibutuhkan oleh sistem seperti IBM PS/1, ValuePoint, dan ThinkPad.
     Misalnya bila drive Anda memiliki 683 cylinders, 16 heads, and 32
     sectors per track, maka tuliskan



       linux hd=683,16,32





  o  tmc8xx=memaddr,irq menjelaskan alamat dan IRQ untuk kontroler SCSI
     BIOS-less tipe Future Domain TMC-8xx. Misalnya,



       linux tmc8xx=0xca000,5





  Perhatikan bahwa prefix 0x harus dipakai untuk mendefinisikan nilai
  dalam heksadesimal. Hal ini berlaku untuk pilihan berikut.

  o  st0x=memaddr,irq menjelaskan alamat dan IRQ kontroler SCSI BIOS-
     less tipe Seagate ST02.

  o  t128=memaddr,irq menjelaskan alamat dan IRQ kontroler BIOS-less
     Trantor T128B controller.

  o  ncr5380=port,irq,dma Menentukan port, IRQ, dan DMA channel untuk
     kontroler NCR5380 generik.

  o  aha152x=port,irq,scsi_id,1 Menentukan, IRQ, dan SCSI ID untuk BIOS-
     less kontroler AIC-626. Ini termasuk tipe Adaptec 1510, 152x, dan
     kontroler Soundblaster-SCSI.

  Bila Anda memiliki berbagai pertanyaan tentang pilihan pada saat boot
  ini, silahkan baca the Linux SCSI HOWTO yang harusnya ada pada
  berbagai situs FTP archive (atau di mana saja Anda mendapatkan dokumen
  ini). The SCSI HOWTO menjelaskan kompatibilitas Linux SCSI dengan
  lebih rinci.


  5.6.  Menggunakan rootdisk

  Setelah boot dengan boot disk, maka akan muncul prompt untuk
  memasukkan root disk. Pada tahap ini Anda harus mengganti boot disk
  pada drive dengan root disk. Kemudian, tekan enter untuk melanjutkan
  proses boot. Anda mungkin akan menggunakan beberapa disket root.


  Yang sebenarnya terjadi saat ini adalah: boot disk menyediakan sistem
  operasi mini yang (karena hard disk belum disiapkan) menggunakan
  sebagian RAM sebagai virtual disk (yang disebut `ramdisk').

  Root disk diload ke ramdisk sebagai file-file kecil dan perangkat
  instalasi yang akan digunakan hard disk Anda dan menginstall Linux
  dari CD-ROM.


  5.6.1.  Memilih instalasi EGA atau X

  Linux versi-versi lama (termasuk Slackware) akan memberikan akses ke
  shell pada saat ini dan mengharuskan Anda untuk memberikan perintah
  instalasi dengan urutan tertentu. Saat ini, cara tersebut masih dapat
  dilakukan tetapi pada Linux versi baru akan segera menjalankan program
  yang mencoba secara interaktif membantu Anda dalam tahapan ini.

  Anda mungkin akan memperoleh pilihan untuk mengkonfigurasi X segera
  sehingga program instalasi dapat dalam modus grafik. Bila Anda memilih
  hal ini, maka program instalasi akan menanyakan Anda tentang mouse dan
  tipe monitor sebelum menjalankan proses instalasi.  Setelah Linux
  diinstall, maka setting tadi akan disimpan. Anda akan dapat mengatur
  kinerja monitor Anda belakangan, jadi pada tahapan ini modus grafik
  yang digunakan adalah SVGA 640X480.

  Pada tahap instalasi X tidaklah diperlukan, tetapi (diasumsikan bahwa
  Anda dapat menginstall konfigurasi mouse dan monitor) banyak orang
  yang mengatakan bahwa lebih mudah menginstall dengan interface grafik.
  Dan bila Anda juga ingin menjalankan instalasi dengan X, maka hal itu
  cukup masuk akal.

  Ikuti saja prompt pada program. Dengan demikian Anda akan menjalani
  tahapan yang benar dalam mempersiapkan disk, membuat account user
  pertama kali dan menginstall paket software dari CD-ROM.

  Pada subbagian berikut, akan dijelaskan beberapa tahapan yang sedikit
  sulit bila dilakukan tanpa bantuan program instalasi.  Hal ini juga
  membantu Anda dalam memahami bagaimana dan kenapa suatu hal dalam
  instalasi bisa terjadi.


  5.6.2.  Menggunakan program fdisk  and cfdisk

  Tahap pertama instalasi setelah root disk diboot adalah membuat atau
  merubah tabel partisi pada disk. Bahkan jika Anda menggunakan FDISK
  untuk membuat partisi pada tahap awal, Anda akan harus melihat lagi
  tabel partisi dan memasukkan informasi spesifik Linux pada tahap ini.

  Untuk membuat atau mengganti partisi Linux, di sini akan menggunakan
  program fdisk versi Linux, dan versi saudaranya cfdisk.

  Umumnya program instalasi akan mencari tabel partisi yang telah ada,
  dan menawarkan untuk menjalankan fdisk atau cfdisk.  Program cfdisk
  mudah untuk digunakan, tetapi versi terakhir juga kurang fleksibel
  pada tabel partisi yang belum dibuat atau partisi yang rusak.

  Karena itu Anda mungkin (khususnya bila Anda menginstall pada hardware
  yang sama sekali baru) harus menggunakan fdisk agar bisa diakses dari
  cfdisk. Jalankanlah fdisk; dan bila ada kesalahan, maka jalankan
  fdisk. (Bila Anda membangun sistem Linux pada seluruh sistem dan
  cfdisk rewel, maka gunakanlah fdisk untuk menghapus semua partisi dan
  baru kemudian cfdisk untuk mengedit tabel tadi.

  Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian fdisk dan
  cfdisk. Kedua program tersebut mengambil parameter berupa nama drive
  yang ingin Anda edit partisinya.  Nama device hard drive adalah:
  o  /dev/hda Drive IDE pertama

  o  /dev/hdb Drive IDE kedua

  o  /dev/sda Drive SCSI pertama

  o  /dev/sdb Drive SCSI kedua

  Misalnya untuk membuat partisi Linux pada drive SCSI pertama maka
  gunakan (atau program instalasi biasanya akan menampilkan pilihan
  menu) perintah berikut:


       cfdisk /dev/sda


  Bila Anda menggunakan fdisk atau cfdisk tanpa argumen, maka akan
  diasumsikan drive yang digunakan adalah /dev/hda.

  Untuk membuat partisi Linux pada drive kedua, gunakan /dev/hdb (untuk
  drive IDE) atau /dev/sdb (untuk drive SCSI) bila menjalankan fdisk.

  Paritisi Linux tidak harus pada satu drive yang sama. Anda mungkin
  ingin membuat filesystem root pada /dev/hda dan partisi swap pada
  /dev/hdb misalnya. Untuk melakukan hal tersebut jalankan saja fdisk
  atau cfdisk sekali saja untuk tiap- tiap drive.

  Di Linux, partisi diberi nama berdasarkan pada drive tempat mereka
  berada. Misalnya partisi pertama pada drive /dev/hda adalah /dev/hda1,
  tdan partisi kedua adalah /dev/hda2, dan seterusnya. Bila Anda
  mempunyai partisi logical, maka partisi tersebut akan diberi nomor
  mulai /dev/hda5, /dev/hda6 dan seterusnya.

  PERHATIAN: Anda seharusnya tidak membuat atau menghapus partisi untuk
  sistem operasi selain Linux dengan menggunakan program fdisk atau
  cfdisk milik Linux. Jadi jangan membuat atau menghapus partisi MS-DOS
  dengan fdisk-nya Linux; tetapi gunakanlah program FDISK milik MS-DOS.
  Bila Anda nekat, mungkin Linux tidak akan mengenali partisi yang Anda
  utak-atik tadi dan mungkin tidak bisa memboot lagi.

  Di bawah ini adalah contoh penggunaan fdisk. Di sini, digunakan
  partisi MS-DOS tunggal sebesar 61693 blok, dan sisanya digunakan untuk
  Linux. (Di Linux, satu blok adalah 1024 byte, jadi 61693 blok adalah
  sebesar sekitar 61 MB.)  Di sini akan dibuat dua partisi saja, yaitu
  root dan swap.  Mungkin Anda akan membuat partisi Linux sebanyak empat
  partisi seperti yang disarankan di atas: satu untuk swap, satu untuk
  filesystem root, satu untuk software, dan satu untuk home direktori.

  Pertama-tama, gunakan perintah ``p'' untuk menampilkan tabel partisi
  saat ini. Seperti yang Anda lihat, /dev/hda1 (partisi pertama ada pada
  /dev/hda) adalah partisi DOS sebesar 61693 blok.



       Command (m for help):   p
       Disk /dev/hda: 16 heads, 38 sectors, 683 cylinders
       Units = cylinders of 608 * 512 bytes

            Device Boot  Begin   Start     End  Blocks   Id  System
         /dev/hda1   *       1       1     203   61693    6  DOS 16-bit >=32M

       Command (m for help):




  Lalu, gunakan perintah ``n'' untuk membuat partisi baru.  Partisi
  Linux diberi ukuran sebesar 80 MB.



       Command (m for help):  n
       Command action
           e   extended
           p   primary partition (1-4)
       p




  Pada saat ini akan ditanyakan apakah akan membuat partisi extended
  ataukah primary. Biasanya partisi yang dibuat adalah partisi primary,
  kecuali Anda membutuhkan lebih dari empat partisi pada satu drive.
  Silahkan lihat bagian ``Pembuatan Partisi'' di atas untuk informasi
  lengkapnya.



       Partition number (1-4): 2
       First cylinder (204-683):  204
       Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK (204-683): +80M




  Silinder pertama seharusnya tepat SETELAH silinder partisi terakhir.
  Dalam contoh ini, /dev/hda1 berakhir pada silinder 203, jadi partisi
  baru harus dimulai pada silinder 204.

  Seperti yang Anda lihat, di sini digunakan notasi ``+80M'', yang
  menjelaskan bahwa partisi itu berukutan 80 MB. Mirip dengan itu,
  notasi ``+80K menjelaskan bahwa ukuran partisi adalah 80 kilobytes dan
  ``+80'' berarti ukuran partisi adalah 80 byte.



       Warning: Linux cannot currently use 33090 sectors of this partition




  Bila Anda melihat peringatan ini, abaikan saja. Peringatan tersebut
  berasal dari batasan pada masa-masa awal Linux sewaktu filesystem
  Linux hanya bisa sebesar 64 MB. Tetapi dengan filesystem yang lebih
  baru, tidak ada lagi batasan, sekarang sebuah partisi bisa berukuran
  hingga 4 terabyte.

  Selanjutnya, buatlah partisi swap 10 MB, /dev/hda3.



       Command (m for help): n
       Command action
           e   extended
           p   primary partition (1-4)
       p

       Partition number (1-4): 3
       First cylinder (474-683):  474
       Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK (474-683):  +10M


  Sekali lagi, kita tampilkan isi tabel partisi. Jangan lupa untuk
  mencatat semua informasi di sini, terutama ukuran tiap-tiap partisi
  dalam satuan blok. Karena informasi ini dibutuhkan kemudian.



       Command (m for help): p
       Disk /dev/hda: 16 heads, 38 sectors, 683 cylinders
       Units = cylinders of 608 * 512 bytes

            Device Boot  Begin   Start     End  Blocks   Id  System
         /dev/hda1   *       1       1     203   61693    6  DOS 16-bit >=32M
         /dev/hda2         204     204     473   82080   83  Linux native
         /dev/hda3         474     474     507   10336   83  Linux native




  Perhatikan bahwa partisi swap Linux (contoh di sini adalah /dev/hda3)
  mempunyai tipe ``Linux native''. Kita harus mengganti tipe tersebut
  menjadi tipe partisi swap, yaitu ``Linux swap'' agar program instalasi
  akan mengenalinya.  Cara melakukannya adalah dengan menggunakan
  perintah ``t'' pada fdisk:



       Command (m for help): t
       Partition number (1-4): 3
       Hex code (type L to list codes): 82




  Bila Anda gunakan ``L'' untuk melihat daftar kode tipe, maka dapat
  Anda temukan bahwa 82 adalah tipe untuk partisi swap Linux.

  Untuk keluar dari fdisk dan menyimpan semua perubahan pada tabel
  partisi, gunakan perintah ``w''. Untuk keluar dari fdisk TANPA
  menyimpan perubahan, gunakan perintah ``q''.

  Setelah keluar dari fdisk, sistem akan memberitahukan untuk reboot
  untuk memastikan perubahan terjadi. Secara umum tidak ada guna
  mereboot setelah menggunakan fdisk --versi modern fdisk dan fdisk
  sudah cukup pandai untuk mengupdate partisi tanpa reboot.


  5.6.3.  Tahapan setelah pembuatan Partisi

  Setelah tabel partisi diedit, maka program instalasi seharusnya
  mencari partisi tersebut dan menawarkan apakah Anda menginginkan
  partisi swap. Jawab dengan ya.

  (Hal ini ditanyakan karena mungkin saja user menggunakan sistem dual-
  boot, dengan salah satu partisi non-Linux akan dilihat seperti suatu
  partisi swap.)

  Selanjutnya program akan meminta Anda untuk menghubungkan tiap-tiap
  partisi non-swap dengan nama filesystem Linux (misalnya /, /usr, /var,
  /tmp, /home, /home2, dsb.).

  Ada satu ketentuan yang ketat. Harus ada filesystem root yang bernama
  /, dan harus bisa diboot. Anda bisa menamakan partisi Linux yang
  lainnya dengan nama apa saja. Tetapi ada konvensi tentang penamaan
  filesystem yang akan memudahkan Anda nantinya.


  Sebelumnya penulis menyaraknan setup tiga partisi yang terdiri dari
  root yang berukuran kecil, partisi software sistem yang berukuran
  sedang, dan sebuah partisi home direktori yang berukuran besar.
  Biasanya, partisi-partisi tadi diberi nama /, /usr, dan /home. Nama
  `/usr' secara historis berasal dari sistem Unix yang dulu berukuran
  kecil yang menampung sistem software dan home direktori pada sebuah
  partisi non-root. Ada software yang bergantung pada partisi /usr ini.

  Bila Anda memiliki lebih dari satu home-direktori, secara konvensional
  berilah nama /home, /home2, /home3 dan sebagainya, Hal ini akan Anda
  alami bila memiliki dua disk. Pada sistem penulis misalnya, layout
  sistem adalah seperti ini:



       Filesystem         1024-blocks  Used Available Capacity Mounted on
       /dev/sda1              30719   22337     6796     77%   /
       /dev/sda3             595663  327608   237284     58%   /usr
       /dev/sda4            1371370    1174  1299336      0%   /home
       /dev/sdb1            1000949  643108   306130     68%   /home2




  Disk kedua (sdb1) bukanlah seluruhnya melingkupi /home2; partisi swap
  pada sda dan sdb tidak ditunjukan pada layar ini.  Tetapi Anda dapat
  melihat bahwa /home adalah area bebas yang besar pada sda dan /home2
  adalah area user pada sdb.

  Bila Anda ingin membuat partisi untuk scratch, spool, temporary, mail,
  dan file news, buatlah dengan nama /var. Sebaliknya mungkin Anda ingin
  membuat /usr/var dan membuat link simbolik yang bernama /var yang
  menunjuk ke /usr/var (program instalasi mungkin menawarkan pembuatan
  ini).


  5.7.  Menginstall paket software

  Sekali saja Anda melewati tahap pembuatan partisi, maka sisa instalasi
  seharusnya hampir otomatis. Program instalasi Anda (baik itu berbasis
  EGA atau X) akan memandu Anda dengan serangkaian menu yang membuat
  Anda lebih mudah menentukan CD-ROM sebagai sumber instalasi, partisi
  yang akan digunakan, dan sebagainya.

  Di sini kita tidak akan mendokumentasikan tahapan ini dengan detil.
  Penginstalan paket software adalah salah satu bagian yang paling
  beragam pada berbagai distribusi Linux (pembuatnya biasanya berlomba-
  lomba untuk memberikan nilai tambah di sini), tetapi sekaligus juga
  bagian yang termudah. Program instalasi ini juga lebih mudah
  dimengerti dengan layar help yang baik.


  5.8.  Setelah instalasi paket software

  Setelah instalasi selesai dan semuanya berjalan lancar, maka program
  instalasi akan mengantarkan Anda beberapa pilihan untuk
  mengkonfigurasi sistem sebelum melakukan boot untuk pertama kalinya
  dari hard disk.


  5.8.1.  LILO, the LInux LOader

  LILO (yang merupakan singkatan dari LInux LOader) adalah program yang
  membuat Anda dapat memboot Linux (dan juga sistem operasi lain,
  misalnya MS-DOS) dari hard disk.

  Anda mungkin diberikan pilihan dalam menginstall LILO pada hard disk.
  Lakukanlah instalasi ini, kecuali Anda menjalankan OS/2. OS/2
  mempunyai beberapa hal yang harus dikerjakan dulu, silahkan baca
  ``Konfigurasi LILO sesuai dengan  Keinginan'' di bawah.

  Menginstall LILO sebagai loader primer berarti tidak perlu lagi
  membuat boot disk, karena Anda dapat memberitahu LILO pada saat boot,
  sistem operasi mana yang akan Anda boot.


  5.8.2.  Membuat boot disk (pilihan)

  Anda juga mungkin ditawarkan untuk membuat sebuah ``standard boot
  disk'', yang dapat Anda gunakan untuk memboot Linux yang baru Anda
  instal. (Hal ini merupakan cara lama dan tidak begitu nyaman untuk
  digunakan, karena di sini diasumsikan bahwa Anda biasanya boot ke DOS,
  karena itu bila ingin boot ke Linux, maka Anda perlu menggunakan boot
  disk ini.)

  Untuk melakukan hal ini, sediakanlah sebuah disket high-density kosong
  yang telah diformat pada MS-DOS sesuai dengan tipe drive yang
  digunakan untuk boot. Masukan disket tersebut ke drive bila diminta
  dan kemudian boot disk akan dibuat. (Disk ini tidak sama dengan disk
  instalasi, dan Anda tidak boleh menukar-nukar kegunaan disket-disket
  ini!)


  5.8.3.  Konfigurasi sistem yang lainnya

  Prosedur setelah instalasi juga mungkin diberikan dengan berbagai menu
  yang mudah digunakan. Cara tersebut juga biasanya menyertakan
  bagaimana cara menset modem dan mouse, juga time zone. Ikuti saja menu
  yang disediakan.

  Program juga mungkin menawarkan Anda untuk membuat account user atau
  membuat password pada account root (administrasi). Prosedur tersebut
  tidak begitu rumit dan biasanya Anda hanya mengikuti instruksi-
  instruksi yang diberikan saja.


  6.  Memboot Sistem Baru

  Jika segalanya berjalan sesuai rencana, maka Anda sekarang dapat
  memboot Linux dari hard drive dengan menggunakan LILO. Selain LILO,
  Anda juga dapat memboot dari disket boot (bukan bootdisk asli, tetapi
  boot disk yang dibuat setelah menginstall softwarenya).  Setelah boot,
  loginlah sebagai root, Selamat ! Sekarang Anda memiliki sistem Linux
  milik Anda sendiri.

  Bila Anda melakukan boot dengan LILO, cobalah untuk menekan tombol
  shift atau control pada saat boot. Dengan melakukan ini, maka akan
  muncul prompt boot; tekanlah tab untuk melihat pilihan yang
  disediakan. Dengan cara ini, Anda dapat memboot Linux, MS-DOS, atau
  sistem operasi apa saja langsung dari LILO.


  7.  Setelah boot pertama kali

  Anda seharusnya sekarang dapat melihat prompt Login Linux, yang baru
  saja diboot dari hard drive Anda. Selamat Ya !!


  7.1.  Memulai Administrasi Sistem

  Anda munkin ingin membuat account, mengganti hostname, atau
  mengkonfigurasi ulang X pada tahap ini, bergantung dari instalasi apa
  yang telah Anda lakukan. Ada banyak cara untuk melakukan setup dan
  konfigurasi termasuk cara mengkonfigurasi device backup, sambungan
  SLIP/PPP ke Internet Service Provider, dan lain-lain.

  Silahkan cari buku yang membahas tentang administrasi sistem UNIX.
  (Penulis menyarankan buku Essential Systems Administration dari
  penerbit O'Reilly and Associates.)  Anda nantinya juga akan menjalani
  hal ini selama menggunakan Linux. Anda juga sebaiknya membaca HOWTO
  Linux yang lainnya, seperti NET-2-HOWTO dan Printing-HOWTO, untuk
  memperoleh informasi tentang konfigurasi yang lainnya.


  7.2.  Konfigurasi LILO Sesuai dengan Keinginan

  LILO adalah loader boot, yang dapat digunakan untuk memilih Linux, MS-
  DOS atau sistem operasi lain pada saat boot. Biasanya distribusi Anda
  secara otomatis mengkonfigurasi LILO pada suatu tahapan instalasi
  (kecuali bila Anda menggunakan OS/2, ini adalah hal yang Anda harus
  lakukan). Bila tidak, Anda dapat melewati bagian ini.

  Bila Anda menginstall LILO sebagai boot loader primer, maka LILO akan
  menangani proses booting tahap pertama untuk semua sistem operasi pada
  drive Anda. Hal ini bekerja baik bila MS-DOS adalah satu-satunya
  sistem operasi yang Anda install. Tetapi Anda mungkin memiliki OS/2
  pada drive itu, yang mempunyai Boot Manager sendiri. Dalam kasus ini,
  gunakananlah Boot Manager OS/2 sebagai boot loader primer dan gunakan
  LILO hanya untuk memboot Linux (sebagai boot loader sekunder).

  Ada hal yang perlu diperhatikan bagi Anda yang menggunakan sistem
  EIDE: karena keterbasan BIOS, maka boot sector pada sistem operasi
  harus berada pada salah satu dari dua disk yang pertama. Kalau tidak
  maka LILO akan hang sesaat setelah menuliskan "LI", tidak peduli dari
  mana Anda menjalankannya.

  Bila Anda harus mengkonfigurasikan LILO secara manual, maka proses ini
  dilakukan dengan menyunting file /etc/lilo.conf.  Di bawah ini
  dijelaskan contoh dari suatu konfigurasi LILO, yang partisi Linuxnya
  ada pada /dev/hda2, dan MS-DOS dipasang pada /dev/hdb1 (pada hard disk
  kedua).



       # Beritahu LILO untuk menginstall dirinya pada boot loader utama pada
       # /dev/hda
       boot = /dev/hda
       # nama boot image yang diinstall; sebaiknya jangan dirubah
       install = /boot/boot.b

       # Entri untuk memboot Linux
       image = /vmlinuz       # Kernelnya adalah /vmlinuz
         label = linux        # Beri nama "linux"
         root = /dev/hda2     # Gunakan /dev/hda2 sebagai filesystem root
         vga = ask            # Tanyakan user mode VGA
         append = "aha152x=0x340,11,7,1"  # Tambahkan ini sebagai pilihan boot,
                                          # untuk mendeteksi kontroler SCSI

       # Entri untuk boot MS-DOS
       other = /dev/hdb1      # Ini adalah partisi MS-DOS
         label = msdos        # Beri nama "msdos"
         table = /dev/hdb     # Tabel partisi ada pada drive kedua




  Setelah menyunting file /etc/lilo.conf, jalankanlah file /sbin/lilo
  dalam account root.Program ini akan menginstall LILO pada drive Anda.
  Perhatikan bahwa Anda harus menjalankan lagi /sbin/lilo setelah
  mengkompilasi kernel agar boot loadernya diset dengan benar (Jangan
  terlalu memikirkan hal ini, tapi ingat-ingat saja).

  Perhatikan bagaimana cara menggunakan pilihan append pada file
  /etc/lilo.conf untuk menentukan parameter boot sebagaimana kita
  lakukan pada boot disk.

  Sekarang Anda dapat mereboot sistem. Secara default, LILO akan memboot
  sistem operasi yang terdaftar pertama kali pada file konfigurasi, yang
  dalam contoh di atas adalah Linux. Cara untuk menampilkan menu boot
  (misalnya untuk memilih sistem operasi lain) adalah dengan cara
  menekan tombol shift atau ctrl pada saat boot; kemudian Anda akan
  melihat prompt seperti ini:

       Boot:


  Kemudian tuliskanlah nama sistem operasi yang ingin diboot (yang
  diberikan pada baris label pada file konfigurasi; yang dalam contoh di
  atas adalah linux atau msdos, atau tekan saja tombol tab untuk melihat
  daftar sistem yang tersedia.

  Kemudian sekarang anggap saja Anda ingin menggunakan LILO sebagai boot
  loader sekunder; misalnya jika Anda ingin memboot Linux dari Boot
  Manager milik OS/2. Untuk melakukan boot partisi Linux dari Boot
  Manager OS/2, sayangnya, Anda harus membuat partisi dengan menggunakan
  FDISK milik OS/2, dan format partisi itu sebagai FAT atau HPFS agar
  OS/2 bisa mengenalinya. (Itulah IBM untuk Anda.)

  Untuk membuat LILO memboot Linux dari Boot Manager OS/2, maka install
  saja LILO pada file system root Linux (dalam contoh di atas adalah
  /dev/hda2). Dalam kasus ini, file konfigurasi Anda akan terlihat
  semacam ini:



       boot = /dev/hda2
       install = /boot/boot.b
       compact

       image = /vmlinuz
         label = linux
         root = /dev/hda2
         vga = ask




  Perhatikan perubahan pada baris boot. Setelah menjalankan /sbin/lilo
  maka seharusnya Anda dapat menambahkan partisi Linux ke Boot Manager.
  Mekanisme ini juga seharusnya bisa bekerja untuk boot loader yang
  digunakan pada sistem operasi yang lain.


  8.  Administrivia


  8.1.  Aturan Penggunaan

  Dokumentasi ini merupakan hak cipta 1996 oleh Eric S. Raymond.  Anda
  boleh menggunakannya dan menggandakannya secara bebas, asalkan:


  o  Tidak menghilangkan atau mengganti bagian hak cipta ini.

  o  Tidak menghilangkan atau mengganti nomer versi dan tanggal.

  o  Tidak menghilangkan atau mengganti pointer ke versi WWW.

  o  Secara jelas mencantumkan hal-hal yang ditekankan, diganti atau
     berubah.

  Batasn ini ditujukan untuk melindungi pembaca dari dokumen yang sudah
  basi atau rusak. Bila Anda menginginkan pengecualian dari hal-hal yang
  disebutkan diatas, silahkan hubungi penulis.


  8.2.  Ucapan Terima Kasih

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada Matt D. Welsh, yang memulai
  menulis HOWTO ini. Penulis menghilangkan bagian-bagian yang spesifik
  pada distribusi Slackware dan memusatkan perhatian pada instalasi dari
  CD-ROM, tetapi bagian-bagian lain yang penting masih merupakan karya
  beliau.

  Versi 4.1 dikembangkan dengan bantuan saran dari David Shao
  <dshao@best.com>.